Pagi itu, Syakila dan teman-temannya akan berkemping di bumi perkemahan Cibubur. Rencananya sih, setelah berkemping mereka akan mengunjungi sebuah panti asuhan di sana untuk memberikan beberapa pakaian bekas. Faldi yang memimpin kegiatan tersebut. Faldi memang dikenal sebagai orang yang tegas dan bijaksana.
Perjalanan pun dimulai. Orang yang ikut kemping berjumlah 12 orang. Mereka adalah Faldi, Syakila, Soraya, Ninung, Jarnawi, Delia, Widyar, Toro, Mella, Rida, Cindy, dan Lona. Mereka berangkat dengan 3 mobil.Mereka pergi ke perkemahan lewat jalan tol. Mobil Faldi dan Cindy melaju terlebih dahulu meninggalkan Mobil Syakila. Dari belakang mobil Syakila, ada Audi yang menyalip mereka. Mereka merasa bahwa mobil itu terus mengikuti mereka dari sekolah sampai di jalan tol ini. Tiba-tiba Mobil itu berhenti tepat di depan mereka. Anehnya, mobil Escudo di belakang mereka juga berhenti. Semua orang di dalam mobil Audi dan Escudo turun. Salah satu dari mereka menodongkan pistol ke arah Soraya. Orang itu memukul kepala Ninung dengan popor pistolnya dan segera memasukkan Syakila ke Escudonya. Mereka memang berniat untuk menangkap Syakila. Ketika Syakila akan dimasukkan ke dalam mobil mereka, Ninung segera berlari mencegat mobil patroli yang sedang melintas. Para penjahat itu segera ditangkap dan dibawa ke kantor polisi. Syakila dan teman-temannya juga dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Dalam kejadian itu, para penjahat yang naik Audi berhasil kabur. Hanya penjahat yang naik Escudo saja yang berhasil ditangkap. Syakila dan teman-temannya pun kembali melakukan perjalanan. Di ujung jalan, Faldi dan yang lainnya sudah menunggu mobil Syakila selama kurang lebih 2 jam. Mereka tidak menceritakan kejadian yang baru saja mereka alami pada Faldi dan yang lainnya. Mereka hanya menceritakannya pada Jarnawi. Setelah sampai di bumi perkemahan, Syakila dan teman temannya segera mendirikan 4 buah tenda. 3 untuk orang dan 1 untuk barang. Syakila yang terus merahasiakan kejadian itu, akhirnya mau menceritakannya pada Faldi. Faldi merasa berhak tau karena dia ketua kelompok. Dan atas usul Faldi, Syakila segera menghubungi Pak Zaid, Papi Syakila, untuk menceritakan kejadian yang ia alami. Papi mengutus Om Seno untuk menjaga Syakila. Polisi itu datang ke bumi perkemahan dengan cepat dan langsung berkeliling melihat keadaan. Tak lama kemudian, Papi datang bersama Mat Roji, si tukang ojek binaan Papi. Papi hanya ingin mengecek keadaan dan segera pergi.
Di bumi perkemahan, Syakila berkenalan dengan Mas Pram, seorang Pembina pramuka. Di sana, Cindy dan Lona juga berkenalan dengan Todd dan Marco. Marco adalah teman lama Lona yang dulunya ia pernah naksir Lona.
Malam harinya, Om Seno bertugas menjaga Syakila dari dalam mobilnya. Saat itu, dua orang yang sudah mengintai tenda Syakila selama berjam-jam segera membakar tenda itu. Setelah membakar, kedua orang tadi segera lari. Saat kejadian itu, Om Seno sedang pingsan dipukul salah satu dari orang itu. Setelah membangunkan teman-temannya, Syakila segera mengejar kedua orang tersebut. Faldi dan Jarnawi yang mengetahuinya segera mengejar Syakila. Mereka melihat Syakila sedang bertarung melawan kedua orang tadi. Melihat hal itu, Faldi dan Jarnawi segera membantu Syakila. Karena kalah, kedua orang tersebut lari. Ketika kembali ke tenda mereka, Jarnawi menemukan korek api Zippo yang terukirkan nama Todd.
Keesokan harinya, Syakila dan teman-temannya pergi dari bumi perkemahan. Syakila segera menceritakan hal yang ia alami pada polisi. Polisi menduga bahwa orang yang membakar tenda Syakila adalah orang suruhan si Tuan Besar. Tuan Besar memang punya dendam dengan Syakila karena Syakila telah menggagalkan rencananya untuk memgebom sebuah mal. Papi berkata pada Syakila bahwa Mat Roji juga ikut menjaga Syakila dari kejauhan. Syakila bingung, karena saat itu Papi pulang bersama Mat Roji. Karena bingung, Papi menjelaskannya, ketika Papi pulang, diam-diam Papi menyuruh Mat Roji menjaga Syakila. Namun kali ini Papi bingung karena Mat Roji belum juga kembali. Anehnya, Mbak Nah, istri Mat Roji, tidak merasa khawatir karena ia percaya pada suaminya.
Mat Roji memang mengawasi Syakila saat Syakila kemping. Ia juga mengikuti kedua orang membakar tenda Syakila sampai ke tenda mereka. Mereka hanya membawa barang-barang mereka dan segera pergi. Kedua orang itu mendatangi Escudo di depan pintu gerbang bumi perkemahan. Mobil Escudo itu segera pergi. Tiba-tiba ada tukang ojek yang menawari Mat Roji ojek. Mat Roji setuju dan segera mengejar Escudo. Escudo itu berhenti di sebuah rumah di perumahan Bumi Cengkeh II. Setelah mengamatinya, Mat Roji segera kembali ke pintu gerbang dan duduk di bawah pohon. Tiba-tiba dating Mas Pram. Ia membawa Mat Roji ke suatu tempat entah di mana.
Jarnawi segera menanyakan korek api Zippo yang ia temukan pada Cindy. Cindy marah ketika Jarnawi bertanya karena ia merasa bahwa Jarnawi sedang mencurigai Todd. Cindy memang sangat mencintai Todd sejak pandangan pertama. Ia berkata bahwa malam ini Todd akan berkunjung kerumahnya. Karena merasa tidak enak, Jarnawi segera pergi ke rumah Syakila.
Di depan rumah Syakila, Jarnawi tersenyum-senyum melihat mobil Soraya terparkir di halaman rumah itu. Jarnawi memang sudah lama suka sama Syakila. Saat itu Jarnawi melihat seseorang yang mengaku bernama Pak Kasman. Ia sedang mencari alamat rumah temannya. Jarnawi yang tak tau alamat itu hanya bisa meminta maaf. Pak Kasman segera menghampiri mobil Audi yang ada di ujung jalan. Di dalam mobil itu ada Benno dan Cakra yang sedang bersiap-siap untuk menembaki rumah Syakila. Jarnawi yang melihat hal itu segera berlari masuk ke rumah Syakila. Ia tak memperdulikan motornya yang jatuh dengan mesin yang masih hidup. Jarnawi langsung berteriak menyuruh orang di dalam rumah itu untuk tiarap. Peluru pun ditembakkan. Kaca-kaca dan pot bunga pecah terkena peluru. Bahkan kaca belakang mobil Soraya pecah. Melihat Benno dan Cakra pergi, Syakila segera mengejarnya dengan motor Jarnawi. Jarnawi pun juga mengejar, tetapi ia mengejarnya dengan motor Syakila. Benno membelokkan mobilnya ke jalan yang sepi. Di sana Cakra turun dari mobil dan bersiap-siap untuk menembak Syakila. Syakila dan Jarnawi tidak tau kalau mereka sedang dijebak. Ketika mereka dihujani peluru, anehnya tak ada satupun peluru yang kena ke tubuh mereka. Benno yang heran segera pergi meninggalkan Cakra. Melihat hal itu, Syakila dan Jarnawi segera mengejarnya dengan motor mereka. Syakila menabrakan motornya ke tubuh Cakra sehingga tubuh Cakra terpental dan masuk selokan.
Namun akhirnya Benno berhasil kabur. Syakila yang rumahnya hancur akan menginap sementara di rumah Soraya. Rumah Syakila akan dijaga oleh Mas Jay dan Mas Jalak.
Faldi dan Jarnawi diam-diam merencanakan sesuatu untuk menangkap orang-orang yang ingin mencelakai Syakila. Faldi memang sudah lama cinta sama Syakila. Makanya, ketika Syakila dalam kesusahan, Faldi rela mengorbankan nyawanya demi Syakila.
Ketika Jarnawi pulang, ia bertemu dengan Mak Marwah, Ibu Jarnawi, yang memberitahukannya bahwa ada seseorang yang mencarinya. Mak Marwah tidak tau namanya, ia hanya menyebutkan ciri-cirinya. Ciri-ciri yang disebutkan Mak sama dengan ciri-ciri Boy, si banci yang selalu memegang boneka panda. Mengetahui hal itu, Jarnawi segera menelepon Faldi untuk memberitahukannya. Kemudian Jarnawi menelepon Pak Zaid, dan atas saran Pak Zaid, Mak Marwah diungsikan ke rumah Soraya.
Malam itu, Jarnawi dan Faldi melaksanakan rencana mereka. Mereka mengikuti Mas Pram. Diam-diam mereka mencurigai Mas Pram. Mereka mengikutinya sampai ke sebuah rumah.Di sana, Jarnawi dan Faldi melihat Mat Roji dan Narom. Ternyata Mas Pram berada di pihak yang benar.Mas Pram adalah satpam di percetakan Papin Syakila yang baru bertugas selama tiga hari. Jadi Faldi dan Jarnawi belum tau siapa sebenarnya Mas Pram itu.
Sementara itu, diam-diam Benno dan Minton berencana untuk menghancurkan rumah Syakila dengan bom Molotov. Mas Jay dan Jalak yang mengetahuinya segera mencegahnya. Mereka saling berkelahi. Tiba-tiba muncul Pak Zaid yang membantu Mas Jay dan Jalak. Akhirnya Benno dan Minton berhasil dikalahkan dan dibawa ke kantor polisi.
Suatu hari ketika Jarnawi sedang naik motor, ia melihat Pak Kasman mengendarai mobil mewah. Penampilannya saat itu berbeda dengan penampilannya ketika berada di depan rumah Syakila. Jarnawi yakin kalau dia itu si Tuan Besar. Saking yakinnya, ia mengejar mobil Tuan Besar itu. Namun akhirnya Tuan Besar berhasil lolos. Walaupun Tuan Besar belum tertangkap, polisi akan terus berusaha untuk menangkapnya.
Comments :
0 komentar to “Sinopsis Novel Berjudul Topeng”
Posting Komentar